Masih soal sebuah hidup , maaf – maaf saja sebab cerita ini
seakan sebuah kesakitan bagi seorang Rana yang terpuruk, ya kita sebut begitu ,
sesulit kehidupannya yang seakan merana, tetapi benarkah apa yang kita lihat ?
Ini Luka
Suara – Suara Parau
Sebuah kata atau kalimat yang layak di berikan padanya, pada
Rana “ Sederhana dan juga apa adanya“, sebuah kalimat yang seakan memandang
sebuah kelesuan hidup bagi seorang manusia dan, bagi rata – rata manusia, bahwa
sebuah kehidupan mestilah bergelimang dengan apa – apa yang di impikan oleh
banyak manusia pada umumnya.
Tapi ada apa dengan Rana ? he he yang hanya hidup di desa
dan bekerja apa adanya yang ia bisa dan juga kebanyakan penduduk desa biasa
melakukannya “ Bahwa sebuah pekerjaan adalah penghayatan akan kerja itu sendiri
dan bukan apa yang telah kita dapat adari apa yang kita kerjakan !sebab pada
kenyataannya , sebuah pekerjaan terbatas dan berakhir dari akhir kerja itu sendiri,
sementara hasilnya ?
Ini Luka
Cerita ini luka, saat Rana terpotong hari serta menanggalkan
dari apa yang ia sadari dan miliki, kesabaran,nrimo dan tetaplah kesederhanaan
yang mendampinginya. Tak ada lagi sebuah saksi atas hidup yang ia alami, Rana
sakit, luka dan menempa hidupnya sendiri, dan ia berhenti di detak jantung
hari.
Dan ia lukisi setiap bagiannya dengan warna merah dan tak
lagi putih, dan ia rasakan kesakitan yang sangat “ Aku bukanlah seperti ini !
seakan ia mau menangis, tapi tertahan nggak usahlah tangisan di berikan untuk
sebuah kehidupan yang semestinya selalu dan harus tetap di perjuangkan.
Suara – Suara Parau
Lalu ia tak sadar , saat suara – suara parau dan entah siapa
menenangkannya “ Bahwa hidup adalah lapisan luar dari hidup yang sebenarnya,
hidup bukanlah sebuah kenyataan abadi “ dan Rana masih terengah dalam
ketaksadarannya, ia hanya mampu melihat sebuah atau banyak shiluet di depan
matanya, jelas tapi nampak buram sat ia pandang.
Perlahan ia sadar, terduduk dalam diam, tak lagi gelisah”
Pandangan manusia adalah kemunafikan sedang pandangan mata batin adalah
pandangan yang teramat jelas untuk memandang seorang manusia, siapa dia ?
Lalu iapun sadar, apa yang ia miliki adalah bukti bahwa ia
benar hidup dan memiliki hidup itu sendiri, sedangkan yang masih bermimpi ?
entah apa yang akan mereka dapat saat mereka terbangun dari mimpinya !
Yang masih ia ingat “ Berdoalah ! sebab doa adalah
kepasrahan atas ketakberdayaan seorang manusia dalam menjalani kehidupannya,
dan Rana tersenyum” Ya , apa yang kita rasa sakit hari ini adalah sebuah
kebahagiaan esok hari, apa yang hilang hari ini adalah apa yang akan kita
dapati nanti.
Dan ia berpaling saat kesabaran,nrimo dan kesederhanaan
menghampirinya lalu ia berucap “ Kesinilah kalian, temanilah hidupku dalam apa
pun yang terjadi dalam kehidupan ini ! dan Rana tersenyum bahagia.
Comments
Post a Comment