Semua Karena Cinta, Bicara tentang cinta adalah bicara akan rasa suka, berbeda –
beda, cinta tidak hanya dapat tumbuh dari hati saja, dan ini cinta yang
sebenarnya, tetapi cinta juga membutuhkan hal lain dalam perjalanannya, benar,
cinta sejati, menerima apa adanya tanpa memandang apa dan siapa yang kita
cintai, walaupun cinta tak seperti itu pada kenyataannya, ada saja hal – hal
yang mengulitinya, menguliti sang cinta itu sendiri.
Tetapi, walaupun seperti itu, masih ada manusia yang
beruntung memiliki cinta yang sejati dan sebenarnya “ Aku berterimah kasih
padamu, atas cinta yang kau berikan dengan segala ketulusanmu, memiliki cinta
yang utuh dan menepikannya dalam hatimu dan juga hatiku, tak pernah kita
memandang dan memaksa, cinta mesti seperti apayang kita mau, tetapi
membiarkannya sebagai cinta yang utuh penuh dan menemukan jalannya sendiri “
sebuah cataan dari seno.
Seno yang terlahir cacat, sejarah yang mengantarnya pada
rasa sakit, tetapi bukan untuk dirinya, tetapi sakit bagi orang yang
mengasihinya, mereka peduli akan keadaannya, walau seno sebenarnya tak ingin di
perlakukan demikian, ia masih bisa, bekerja semampu yang ia bisa dan tak pernah
berharap atas belas kasihan.
Masa kecil yang suram, dan ia tak mengerti, saat orang yang
mengasihinya, menangisi apa yang di derita seno, ia hanya heran sambil
memandang “ Kenapa ibu menangis ? pertanyaan itulah yang terlontar saat melihat
ibunya menangis, dengan lelehan air mata, menangisi dirinya, tanpa tahu dan
seno sadari saat kecil.
Karena Cinta
Terima kasih ibu, melahirkanku tanpa memaksaku seperi anak
lainnya, kebaikanmu adalah karunia tuhan, semoga tuhan membalas segala
kebaikanmu, do’a tulus terlontar dari mulut seno, sebagai catatan hidup “ ibu
adalah segalanya, mengorbankan segala apa yang ia punya , demi anak tercinta,
walau ia mesti menanggung luka dan derita sang anak, dialah ibu , cahaya dalam
setiap hidup manusia, terimakasih ibu.
Dan juga, ia masih tak mengerti, saat mulai beranjak
sekolah, teman – temannya memandang keheranan, bahkan ada banyak yang
memperolokannya sebagai seno yang tak pandai berjalan, dan ia masih terlalu
muda untuk mengerti akan hal itu, akan apa yang ia alami dan jadi bahan cibiran
serta olok – olokan teman – temannya, kala itu.
Terima kasih juga pada kalian, teman yang pernah mencibir
dan memperolokanku saat itu, kalian tak salah , tetapi akulah yang harus
menerima kenyataan atas apa yang aku alami, dan ini bukan salah kedua orang
tuaku juga bukan hakku untuk menginginkan hal yang lebih baik dari apa yang aku
dapat saat ini, karena aku percaya, tuhan maha atas segalanya, memberi sebuah
kebaikan tanpa orang tahu , apa yang menjadi kekurangan sebenarnya adalah
kelebihan yang tak di miliki orang lainnya.
Saat ia mengerti, dan ia sadari, begitulah keadaan dirinya,
seno terlahir tanpa kaki, dulu ia di gendong sang ibu , melakukan hal yang ia
lakukan sampai ia masuk ke sekolah dasar, ia bayangkan itu, perih memang,
tetapi pelita itu memberi terang dan ia lahirkan semangat untuk takmenyerah
pada keadaan , bagaimana pun, aku harus bisa layaknya yang orang normal lainnya
bisa ! semangat itu seperti baja yang tak pernah lekang dan rapuh di terik
siang dan lebatnya hujan.
Seno jalani kehidupan layaknya orang lain, tetapi yang
berbeda darinya, ia berjalan dengan menggunakan kursi roda, tetapi hal itu tak
membuatnya terbatas untuk melakukan hal yang ia mau, berorganisasi hingga ia di
angkat sebagai ketua forum mahasiswa, dan juga mengadakan seminar sesuai dengan
keahlian akademis yang ia miliki, ya pekerjaan yang mungkin saja orang lain tak
bisa, walau memiliki tubuh yang sempurna, dan sekarang ia lalui penderitaan itu
serta menjelmakannya menjadi sebuah kebahagiaan.
Dan dari berorganisasi dan forum, sebuah cinta juga datang,
walau pun ia seakan masih tak percaya, mungkin sampai saat ini, tapi ia
singirkan cinta prasangka itu, cinta sejati itu pasti ada bagi yang
memilikinya, ia hanya dapat bersyukur ada seorang wanita yang mencintai apa
adanya, dan bukan memandang cinta selain dari itu.
Ya, wanita berkerudung itu adalah wanita solehah, setidaknya
seperti itu, mencintainya tanpa meminta imbalan apa –apa , selain dari rasa
cinta yang tulus serta saling memaknai hidup ini dalam kebersamaan, sungguh
beruntung ! dan sekali lagi seno menghela napasnya, terharu dan juga bahagia.
Terima kasih isteriku, mencintai tak seperti sebuah
bayangan, dimana di sisi lain adalah cahaya terang , tetapi di sisi lainnya
adalah warna hitam yang selalu membayangi dan membuat sebuah kepura –puraan
dari apa yang cinta punya, sementara engkau , tetaplah cermin yang
memperlihatkan apa adanya dirimu untuk mencintaiku.
Tak terasa lelehan air mata terlihat mengaliri pipinya, di
sela gurat – gurat kekuatan diri yang terpancar di wajahnya, seno usap
wajahnya, menarik napas dalam dalam, sejarah hidupnya bagaikan sebuah cerita
yang tak akan ia percaya, sesaat ia memandang melewati pintu rumah, ia
tersenyum saat sosok isteri yang ia cintai dan mencintainya tiba dan
memandangnya dengan heran, wanita yang bernama Amara itu menghampirinya, dan ia
berkata penuh rasa cinta “ Kenapa papah menangis ? seno tak berucap , ia masih
tetap tersenyum “ Terima kasih atas cintamu isteriku “ ujarnya pelan dan ia
dekap Amara dengan penuh bahagia, tuhanterima kasih atas segalanya, atas segala
dari orang – orang yang mencintai dan semua itu hanya karena cintamu padaku,
pada makhluk yang lemah ini, penulis.
Comments
Post a Comment